fbpx

Andri Hakim

Artikel & blog

Mengapa Hipnoterapis Tidak Melakukan Past Life Regression (PLR) dengan Sengaja ?

Daftar Isi
Andri Hakim

Andri Hakim

Profesional Hypnotherapist - President IACT Chapter Indonesia

Kita semua memiliki rasa ingin tahu tentang kehidupan masa lalu kita. Bayangkan jika kita bisa mengungkap rahasia di balik pengalaman-pengalaman yang kita miliki saat ini. Namun, apakah melakukan terapi regresi kehidupan sebelumnya dengan sengaja adalah langkah yang bijak? Mari kita lihat dengan lebih dekat.

Ketika kita melakukan terapi regresi kehidupan sebelumnya, sulit untuk memastikan kebenaran pengalaman yang kita alami. Ingatlah bahwa otak kita bisa menciptakan gambaran-gambaran yang sangat kuat, bahkan jika itu hanya imajinasi belaka. Jadi, kita mungkin tidak bisa membedakan antara apa yang benar-benar terjadi di masa lalu dan apa yang hanya tercipta dalam pikiran kita.

Misalnya, seseorang yang melakukan PLR sebelumnya mungkin mengalami pengalaman sebagai seorang ksatria di Abad Pertengahan. Namun, tanpa bukti konkret atau penelitian yang mendukung, kita tidak bisa mengatakan dengan pasti apakah pengalaman itu benar-benar terjadi atau hanya imajinasi dari pikiran bawah sadar.

Mengungkap pengalaman-pengalaman traumatis dari kehidupan masa lalu dapat membawa dampak emosional yang sangat berat. Kita mungkin tanpa sengaja membuka luka-luka yang sudah sembuh dalam pikiran dan jiwa kita, dan hal ini bisa mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional kita secara negatif.

Seorang individu yang melakukan terapi regresi kehidupan sebelumnya mungkin mengalami kecemasan atau ketakutan yang tidak terkendali setelah mengalami pengalaman traumatis dalam regresi. Hal ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka dan membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasi dampaknya.

Fokus pada kehidupan masa lalu bisa membuat kita kehilangan makna dan kehadiran dalam kehidupan saat ini. Alih-alih merenungkan dan menghargai pengalaman yang kita miliki sekarang, kita malah terjebak dalam lamunan tentang masa lalu yang mungkin hanya merupakan khayalan belaka.

Sebagai contoh, seseorang yang terlalu terobsesi dengan kehidupan masa lalu mungkin kehilangan minat pada hubungan atau pekerjaan mereka saat ini. Mereka mungkin terus-menerus merenungkan pengalaman masa lalu dan tidak menghargai momen-momen yang berharga dalam kehidupan sekarang. Terlalu terobsesi dengan kehidupan masa lalu bisa membuat kita kehilangan kontak dengan realitas dan kehidupan nyata di sekitar kita. Ini bisa mengganggu hubungan kita dengan orang-orang yang ada di sekitar kita dan menghambat kemajuan kita dalam mencapai tujuan kita di kehidupan saat ini.

Selain itu, seseorang yang terlalu terobsesi dengan kehidupan masa lalu mungkin mengabaikan tanggung jawab sosial dan pekerjaan mereka karena terlalu terfokus pada eksplorasi diri dalam terapi regresi kehidupan sebelumnya. Hal ini dapat menyebabkan konflik dalam hubungan mereka dengan orang lain dan mengganggu stabilitas hidup mereka secara keseluruhan.

Menggali kehidupan masa lalu mungkin tidak memberikan solusi konkret untuk masalah-masalah yang kita hadapi saat ini. Sebaliknya, fokus pada masa lalu bisa membuat kita terjebak dalam siklus yang tidak produktif tanpa memperbaiki masalah yang sebenarnya.

Seseorang yang mengalami masalah percintaan dalam kehidupan saat ini mungkin mencari jawaban dalam kehidupan masa lalu mereka melalui terapi regresi. Namun, tanpa mengatasi masalah komunikasi dan kebutuhan emosional mereka dalam hubungan saat ini, mereka mungkin tidak akan melihat perubahan yang nyata dalam kehidupan cinta mereka.

So, itulah mengapa sebaiknya PLR Therapy dilakukan jika keadaan klien memang benar benar membutuhkan untuk dilakukan PLR,

 

Andri Hakim, CHt, CI (IACT-USA)

Professional Hypnotherapist & President IACT Chapter Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *